Hari ini saya mau
menceritakan tentang seorang sahabat. Yang bagi kebanyakan orang sahabat ini
lebih istimewa dari seorang teman atau bahakan seorang pacar. Seorang dosen
pernah bertanya “Mengapa
kalian harus memiliki sahabat? Dan mengapa dalam satu kelas tidak semuanya bisa diangkat menjadi sahabat?”. Beliau menjawab pertanyaannya sendiri, dia menerangkan bahwa seseorang akan nyaman dengan orang yang mengakui eksistensinya atau keberadaannya. Sehingga seseorang mungkin saja dapat mengakui beberapa orang sahabatnya dan beberapa lagi tidak. Apa kalian sependapat?
kalian harus memiliki sahabat? Dan mengapa dalam satu kelas tidak semuanya bisa diangkat menjadi sahabat?”. Beliau menjawab pertanyaannya sendiri, dia menerangkan bahwa seseorang akan nyaman dengan orang yang mengakui eksistensinya atau keberadaannya. Sehingga seseorang mungkin saja dapat mengakui beberapa orang sahabatnya dan beberapa lagi tidak. Apa kalian sependapat?
Kalau boleh ambil
kekehidupan ku, aku lebih setuju dengan pernyataan bahwa sahabat atau
persahabatan akan terjalin jika seluruh anggota nyaman dengan keberadaan
dirinya sendiri dan orang-orang dalam persahabatan itu sendiri. Ketika kamu
senang dengan keberadaanmu pasti kamu akan nyaman dan seorang yang nyaman dengan
keadaan mampu mengekspresikan dirinya dan menyatakan keberadaannya. Seperti
misalnya kamu berada dalam lingkungan baru maka pastilah kamu akan terlihat
kaku dan diam namun jika berada dalam lingkungan yang sudah kamu kenal dan kamu
sudah nyaman maka kamu mampu berekspresi. Apa kamu merasakan seperti itu?
Saya percaya setiap orang
pasti punya sahabatnya masing masing, mengapa begitu? Lihat seorang teroris
punya sahabat. Lihat seorang pengemis juga punya sahabat. Lihat pula seorang
jutawan juga memiliki sahabat. Dan begitu pula seorang jenius memiliki sahabat.
Aku mencoba mengamati disekitarku. Aku melihat ada orang yang sibuk dengan
dirinya, ada orang yang sibuk dengan urusan orang lain, ada orang yang diam
dengan kedaan apapun, ada orang yang bisa mencairkan suasana, namun semuanya
punya sahabatnya masing-masing. Jadi sebenarnya apa yang dilihat ketika
menjalin persahabatan?
Seseorang yang kukenal
sebut saja X, X seorang pendiam, terlihat kaku dan tidak banyak omong. Bahkan
jika ada pembagian sebilah roti dan dia tidak memperoleh bagiannya mungkin dia
akan diam seperti batu. Namun siapa yang menyangka ketika aku memerhatikannya
dari kejauhan berada ditengah-tengah sahabatnya dia dapat bercanda dan tertawa
bahkan membuat beberapa candaan. Inilah yang mungkin dimaksud bahwa sahabat
atau persahabatan itu adalah keadaan dimana kamu dan mereka di dalamnya mengakui
eksistensi atau keberadaanmu. Sehingga seseorang mampu berekspresi di tengah
persahabatan. Bagaimana dengan persahabatan yang kamu jalin?
Kalau ditanya kepadaku
maka aku akan menjawab dengan sebuah kata-kata indah, menurutku persahabatan itu
Bukan sekedar diterima tetapi menerima
Bukan sekedar bahagia namun membahagiakan
Bukan hanya dapat mengenang tetapi dikenang
Mampu mengukir warna diri didalam langit-langit
kenangan
Bukan sebagai follower tetapi together
Bukan juga sebagai penonton tetapi ikut mengambil
peranan
Saat ini walaupun aku
mengatakan hal ini, namun ada banyak hal dari ini yang aku langgar dan ada
banyak hal yang aku lakukan yang mengecewakan sahabatku. Yakinlah kamu pasti
memiliki sahabat seperti aku juga memiliki mereka Ezty, essy, Pupor, ada elin,
wewe. Yang belum kesebut jangan nangis ya. Dan jaga sahabamu, jangan sampai
tersakiti olehmu karena sahabat bisa pergi dan menjauh dengan mudahnya. Orang
yang tidak memiliki sahabat bukan karena dia tidak memilikinya hanya saja dia tidak
sadar bahwa disekelilingnya adalah sahabatnya dan mencari yang lain diluar sana
dan melepas orang disekelilingnya itu.
Pesan khusus buat
sahabat-sahabatku :
“Maafkan aku sahabat jika aku bukan
sahabat yang sempurna. Tetapi kalian adalah sahabatku yang sempurna”
No comments:
Post a Comment